Jumat, 11 Maret 2011

UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH DESAIN PEMBELAJARAN

.1.        Istilah sistem telah digunakan secara luas termasuk dalam bidang pendidikan .
a.    Bagaimana karakteristik sistem yang saudara ketahui ?
b.    Mengapa kegiatan instruksional disebut sebagai suatu sistem ?
c.     Bagaimana konsep pendekatan sistem dalam pendidikan ?

Jawab :

a.    Dalam kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Istilah sistem secara umum berarti  benda, peristiwa, kejadian atau cara yang terorganisasi yang terdiri atas bagian – bagian yang lebih kecil dan seluruh bagian tersebut secara bersama – sama berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi ini menunjukkan bahwa suatu benda atau peristiwa baru disebut sistem bila memenuhi empat karakteristik / kriteria secara serentak, yaitu :


1.    Dapat dibagi menjadi bagian – bagian yang lebih kecil
2.    Setiap  bagian tersebut mempunyai fungsi tersendiri
3.    Seluruh bagian itu melakukan fungsi secara bersama
4.    Fungsi bersama yang dilakukan mempunyai tujuan tertentu

b.    Karena kegiatan Instruksional adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses belajar, yang didalamnya memenuhi kriteria untuk disebut sebagai suatu sistem :
1.    Terdiri dari bagian – bagian kecil, antara lain : Pengajar, Siswa,  media belajar dan lainnya.
2.    Setiap bagian mempunyai fungsi sendiri, Pengajar mempunyai fungsi sebagai narasumber sekaligus mediator, siswa sebagai objek sekaligus pelaku daalam belajar, dan fungsi komponen lainnya.
3.    Setiap bagian harus melakukan fungsi secara bersama, misalnya tidak dapat disebut kegiatan instruksional bila yang melakukan fungsinya hanya pengajar.
4.    Didalam kegiatan instruksional haruslah terencana secara sistematik dan mempunyai tujua  yang ingin dicapai.

Kegiatan instruksional merupakan komposisi bagian – bagian dan fungsi masing – masing untuk mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan sebelumnya. Apabila salah satu bagian didalamnya tidak berfungsi dengan baik, tujuan instruksional yangb telah ditetapkan tidak dapat dicapai dengan baik pula.

c.         1. Tahap Mengidentifikasi
Langkah – langkanhnya :
a.     Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan instruksional umum
b.    Melakukan analisis instruksional
c.     Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa
2.    Tahap Mengembangkan
Langkah – langkahnya :
a.    Menulis tujuan instruksional khusus
b.    Menulis tes acuan patokan
c.    Menyusun strategi instruksional
d.    Mengembangkan bahan instruksional
3.    Tahap mengevaluasi dan merevisi
Yaitu menyusun desain dan melaksankan evaluasi formatif  yang termasuk didalamnya kegiatan merevisi.

2.        Setiap teknologi dibangun atas teori tertentu. Demikian juga dengan teknologi instruksional, dibangun atas prinsip-prinsip yang dikembangkan dari psikologi, khususnya psikologi belajar. Jelaskan prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan instruksional serta bagaimana implikasinya dalam kegiatan instruksional !
   
            Jawab :

       Prinsip Pertama
Respon – respon baru ( new responses ) diulang sebagai akibat dari respon tersebut. Bila respon tersebut menyenangkan, siswa cenderung untuk mengulang respon tersebut karena ingin memelihara akibat yang menyenangkan, siswa cenderung mencari jalan yang dapat mengurangi rasa tidak menyenangkan tersebut dengan cara menghindari perilaku ( behavior ) lain.Agar efektif, akibat dari suatu respon harus jelas terasa bagi siswa, segera setelah ia memberi respon.
            Implikasi  prinsip pertama ini kepada kegiatan instruksional :
1.    Perlunya pemberian umpan balik positif dengan segera atas keberhasilan atau respon yang benar dari siswa. Pada babak permulaan umpan balik yang menyenangkan tersebut harus seringkali diberikan tetapi tahap berikutnya dapat diberikan lebih jarang secara random.
2.    Siswa harus aktif membuat respon, bukanduduk diam dan mendengarkan saja. Akibat yang menyenangkan atau yang kurang menyenangkan hanya diberikan bila siswa aktif membuat respon.
Dalam proses pengembangan instruksional, prinsip ini diterapkan dalam bentuk pemberian latihan ( exercise ) dan tes untuk dikerjakan siswa serta pemberian umpan balik segera terhadap hasilnya.

            Prinsip Kedua
Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga dibawah pengaruh kondisi atau tanda – tanda yang terdapat dalam lingkungan siswa. Kondisi atau tanda – tanda tersebut  berbentuk tulisan, gambar, komunikasi verbal, keteladanan guru, atau perilaku sesama siswa.
            Implikasi prinsip kedua :
1.    Perlunya menyatakan tujuan instruksional secara jelas kepada siswa sebelum pelajaran dimulai, agar siswa bersedia belajar lebih giat.
2.    Penggunaan berbagai metode dan media agar dapat mendorong keaktifan siswa dalam proses belajarnya.

Prinsip Ketiga
Perilaku yang ditimbulkan oleh tanda – tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan pemberian akibat yang menyenangkan. Karena itu pengetahuan dan keterampilan baru yang telah dikuasai siswa harus sering dimunculkan dan diberi akibat yang menyenangkan agar keterampilan baru itu selalu digunakan siswa.
            Implikasi prinsip ketiga :
Pemberian isi pelajaran yang berguna pada siswa didunia luar ruangan kelas dan memberikan umpan balik berupa imbalan dan penghargaan terhadap keberhasilan siswa.



Prinsip Keempat
Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda – tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.
Implikasi prisnsip keempat :
Pemberian kegiatan belajar kepada siswa yang melibatkan tanda – tanda atau kondisi yang mirip dengan kondisi dunia nyata, yaitu lingkungan hidup siswa diluar ruangan kelas.

            Prinsip Kelima
Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatau yang kompleks seperti pemecahan masalah.
            Implikasi prinsip kelima:
            Perlu digunakan contoh – contoh yang positif dan negatif / contoh yang kontradiktif.

            Prinsip Keenam
Status mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa selama proses belajar.
            Implikasi prinsip keenam :
Pentingnya menarik perhatian siswa untuk mempelajari isi pelajaran, Guru harus melakukan :
1.    Apa yang akan dikuasai siswa setelah selesai proses belajar. Ini berarti guru menjelaskan tujuan instruksional kepada siswa.
2.    Bagaimana siswa menggunakan apa yang dikuasainya dalam kehidupan sehari – hari.
3.    Bagaimana sesuatu yang dikuasainya itu dapat melengkapi, menambah atau berintegrasi dengan apa yang telah dikuasai sebelumnya.
4.    Bagaimana prosedur yang harus diikuti atau kegiatan yang harus dilakukan siswa agar ia mencapai tujuan instruksional.
5.    Bagaimana cara penilaian yang akan diberikan kepada siswa dalam pelajaran tersebut atau apa keuntungan siswa bila ia mencapai tujuan instruksional tersebut.

Prinsip Ketujuh
Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah – langkah kecil dan disertai umpan balik untuk penyelesaian setiap langkah akan membantu sebagian besar siswa.
Implikasinya :
1.    Penggunaan buku teks terpogram.
2.    Pengajar harus menganalisis pengalaman belajar siswa menjadi kegiatan – kegiatan kecil dan setiap kegiatan kecil tersebut disertai latihan dan umpan balik terhadap hasilnya.

            Prinsip Kedelapan
Kebutuhan  memecah materi belajar yang kompleks menjadi kegiatan – kegiatan kecil akan dapat dikurangi bila materi belajar yang kompleks itu dapat diujudkan dalam suatu model.
Impilkasinya :
Penggunaan media dan metode instruksional yang dapat menggambarkan materi yang kompleks kepada siswa seperti : model, realia, film, program televisi, program video, drama, demonstrasi.

Prinsip Kesembilan
Keterampilan tingkat tinggi seperti keterampilan memecahkan masalah adalah perilaku kompleks yang terbentuk dari komposisi keterampilan dasar yang lebih sederhana.
Implikasinya :
1.    Tujuan instruksional umum harus  dirumuskan dalam bentuk hasil belajar yang operasional agar dapat dianalisis menjadi tujuan – tujuan yang lebih khusus.
2.    Demonstrasi atau model yang digunakan harus didesain  sejalan dengan hasil analisis tersebut di atas agar dapat menggambarkan secara jelas komponen – komponen yang termasuk dalam perilaku yang kompleks tersebut.

Prinsip Kesepuluh
Belajar cenderung menjadi cepat dan efisien serta menyenangkan bila siswa diberi informasi bahwa ia menjadi lebih mampu dalam keterampilan memecahkan masalah. Orang cenderung belajar lebih cepat bila diberi informasi tentang kualitas penampilannya dan bagaimana meningkatkannya lebih baik.
Implikasinya :
1.    Urutan pelajaran harus dimulai dari yang sederhana dan secara bertahap menuju kepada yang lebih kompleks agar keberhasilan siswa dalam pelajaran yang lalu ( yang lebih sederhana ) dapat mendorongnya lebih kuat untuk menguasai pelajaran yang akan datang ( yang lebih kompleks )
2.    Kemajuan siswa dalam menyelesaikan pelajaran harus diinformasikan kepadanya agar keyakinan kepada kemampuan dirinya lebih besar  untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks pada waktu yang akan datang.

            Prinsip Kesebelas
Perkembangan dan kecepatan belajar siswa bervariasi, ada yang maju dengan cepat, ada yang lebih lambat. Disamping itu, perkembangan dan kecepatan belajar seseorang tidak stabil dari suatu hari ke hari yang lain dan tidak sama dari suatu mata pelajaran ke mata pelajaran yang lain. Variasi dalam kecepatan belajar itu tidak selalu dapat diramalkan. Hasil tes intelegensi, gaya kognitif, dan minat atau sikap belajar tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variasi tersebut. Tetapi variasi penguasaan terhadap pelajaran yang terdahulu mempunyai hubungan yang lebih berarti terhadap variasi tersebut.
Implikasinya :
1.    Pentingnya penguasaan siswa dalam materi pelajaran prasyarat sebelum mempelajari materi pelajaran selanjutnya. Penggunaan cara belajar tuntas ( mastery leraning ) sangat penting bagi materi pelajaran terutama yang tersusun secara hirarkikal.
2.    Siswa mendapat kesempatan maju menurut kecepatan masing – masing.

Prinsip Keduabelas
Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar.
Implikasinya :
Pemberian kemungkinan bagi siswa untuk  memilih waktu, cara, dan sumber – sumber lain, disamping yang telah ditetapkan dalam sistem instruksional agar dapat membuat dirinya mencapai tujuan instruksional.






3.  Pengembangan instruksional antara lain diartikan sebagai cara sistematik untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi satu set bahan dan strategi belajar dengan maksud mencapai tujua tertentu. Banyak model pengembangan instruksional yang dikemukakan ahli
a.    Tentukan 3 model pengembengan instruksional yang paling mudah saudara pahami, kemudian masing-masing jelaskan prinsip-prinsip pengembangannya !
b.    Lakukan analisis perbandingan terhadap ke-3 model pengembangan instruksional tersebut. Jelaskan dimana letak persamaan dan perbedaannya apabila dilihat dari tahap identifikasi pengembangan dan evaluasinya.

             Jawab :

1. Teaching Research System
2.    Michigan State University Instrucsional System Development Model
3.    Project Minerva Instrucsional System Design

Analisisnya tampak pada tabel berikut :

No
Prinsip Pengembangan
Teaching Research System
Michigan State University Instrucsional System Development Model
Project Minerva Instrucsional System Design
1
Tahap Pertama
Definisi Masalah dan Organisasi yang meliputi tiga langkah



a.  Identifikasi Masalah
Mendefinisikan masalah instruksional
Menentukan tujuan pendidikan umum : Perguruan tinggi, Fakultas, Jurusan, Mata Kuliah
Mengumpulkan data pekerjaan

b. Analisis Seting
1.    Mengidentifikasi populasi siswa
2.    Mengumpulkan bahan pelajaran yang relevan
3.    Menganalisis konteks insrtuksional
Mengumpulkan data masukan
Mengidentifikasi keperluan training

c.  Organisasi Pengelolaan
1.    Menentukan dan memilih staf pendukung
2.    Menentukan kontrol pengelolaan
Tidak ada
Tidak ada
2
Tahap Kedua
Analisis dan Pengembangan Sistem yang meliputi tiga langkah




a.     Identifikasi Tujuan
1.    Mengidentifikasi  tujuan perilaku
2.    Menentukan tujuan – tujuan khusus
Menentukan secara spesifik perilaku awal dan akhir
Merumuskan tujuan penampilan
b.     Penentuan metode
1.    Mengidentifikasi tipe belajar
2.    Menentukan kondisi belajar
3.    Menentukan penyesuaian terhadap perbedaan individual
4.    Mengidentifikasi bentuk kegiatan instruksional
1.    Merencanakan strategi
2.    Mengembangkan contoh pengajaran untuk isi pelajaran tertentu
3.    Memilh bentuk informasi representatif
4.    Menentukan alat transmisi
1.   Memilih isi mata pelajaran
2.   Memilih strategi instruksional

c.     Penentuan Protipe
1.    Mengembangkan prototipe instruksional
2.    Menyusun alat pengukur penampilan
3.    Menyusun alat pengukur penampilan khusu
4.    Review teknis dan komunikasi
1.    Mengumpulkan desain dan memproduksi media yang telah ditentukan
2.    Mengembangkan rasional untuk tes awal dan akhir
3.    Mengembangkan instrumen evaluasi dengan informasi tentang mahasiswa dan media
1.   Memproduksi bahan instruksional
2.   Menyusun tes penampilan
3
Tahap ketiga
Evaluasi
Yang meliputi tiga langkah




a.     Melaksanakan tes atau uji coba prototipe
1.    Uji coba protipe
2.    Menyelenggarakan tes penampilan
Tes lapangan dengan kelompok siswa
1.  Melaksanakan kegiatan instruksional
2.  Melaksanakan ( dan menganalisis ) tes

b.    Menganalisis hasil uji coba
1.    Menganalisis hasil uji coba
2.    Menganalisis tes
Tidak spesifik
Mengevaluasi kegiatan instruksional

c.    Implementasi atau uji coba ulang
Memodifikasi sistem instruksional
1.    Mengidentifikasi letak dan mengoreksi kelemahan
2.    Mengevaluasi dan mengulang kembali untuk memperbaiki sebagaimana diperlukan
Tertuang dalam bentuk garis umpan balik


Dari ketiga model diatas disamping istilah yang digunakan tidak sama, urutan langkah – langkah yang ditempuh juga tidak selalu sama.
Tetapi yang ada dan sudah baku adalah model dasar pengembangan instruksional yaitu : Mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi atau merevisi.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda